Teknik Pengambilan Sampel


Teknik Pengambilan Sampel Pendahuluan

Sampel dapat diartikan sebagai contoh atau cuplikan atau bagian dari suatu jumlah dari populasi yang dapat mewakili dalam mengartikan suatu keadaan. Pada umumnya sampel di gunakan untuk melakukan analisa terhadap kejadian yang sudah terjadi atau yang akan terjadi.
Pada bagan diatas di jelaskan berbagai jenis sampel dan kegunaanya, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pengujian sampel di perlukan pengetahuan akan cara mengambil sampel dan pengirimin sampel, sehingga hasil yang didapat dari pengujian sampel sesuai dengan metode yang akan diterapkan di lapangan.


Koleksi sampel untuk pemeriksaan laboratorium, Sampel yang diserahkan untuk pemeriksaan laboratorim harus meliputi produk budidaya (ikan, udang dan lainnya), air dan sejarah penyakit. Sampel ikan atau udang yang dapat diperiksa di laboratorium meliputi ikan sakit yang masih hidup (live affected fish), ikan beku (frozen fish), ikan baru mati yang didinginkan (freshly dead Chilled fish) dan ikan yang terfiksasi (preserved specimens).

Ikan sakit yang masih hidup

Sampel ini layak hampir untuk semua analisis kecuali untuk beberapa analisis toksin dari beberapa zat kimia. Beberapa konsentrasi zat kimia dalam tubuh specimen akan berubah selama proses transportasi. Sampel ikan hidup dimasukan ke dalam kantong plastic yang berisi air dan oksigen. Jumlah air yang diperlukan adalah sebanyak 2 liter untuk 5-10 ekor ikan kecil berukuran 10 cm. Kemudian kantong plastik berisi sampel tersebut dimasukan ke dalam wadah misalnya stereoform. Kemudian masukkan sejumlah es yang dibungkus plastik ke dalam wadah atau stereoform tersebut. Apabila diragukan dapat mengirimkan sampel dalam keadaan hidup, ambil beberapa sampel tambahan seperti sampel beku, organ terfiksasi, cultur lesio organ.




Ikan baru mati dan didinginkan
Sampel ini layak untuk sebagian besar analisis apabila dengan segera dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Namun sampel ini kurang layak digunakan
untuk pemeriksaan parasit. Apabila dalam keadaan dingin, sampel ikan besar masih layak dianalis dalam kurun waktu 12 jam, namun hanya 1-2 jam untuk sampel ikan berukuran kecil. Sampel dibungkus rapat dalam plastik kemudian masukkan ke dalam wadah atau stereoform yang berisi es. Pastikan sampel tidak langsung kontak langsung dengan es (agar tidak terkontaminasi air). Sebaiknya dilakukan pemeriksaan parasit terlebih dahulu, karena parasit akan segera meninggalkan ikan yang telah mati.



Ikan terfiksasisampel ini diawetkan dalam beberapa macam larutan kimia misalnya larutan Davidson, larutan Bouin’s larutan formalin 10% dan ethanol 95%. Preservasi sampel dalam ethanol 95%, digunakan untuk pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Sedangkan preservasi dalam larutan Davidson, Bouin’s dan formalin 10% digunakan untuk pemeriksaan Histopathologi. Larutan Davidson mengandung 30 bagian Ethanol 95%, 20 bagian formalin 40%, 10 bagian asam asetat glacial, dan 30 bagian air. Kemudian pindahkan sampel terfiksasi ke larutan ethanol 70 dalam kurun waktu satu minggu. Jenis sampel ini tidak dapat digunakan untuk mengisolasi agen patogen.



sampel airSampel air sangat dibutuhkan untuk hampir seluruh kejadian kasus penyakit. sampel ini dapat digunakan untuk analisis kimia air seperti pH, Oksigen, BOD, total disolved solid, Amoniak, nitrat, nitrit, phosfat, logam berat, residu pestisida dan lain-lain yang sangat mendukung dalam diagnosa penyakit. pH, Oksigen dan suhu sebaiknya diperiksa secara langsung di lokasi karena kemungkinan akan terjadi perubahan selama proses transportasi. Jumlah sampel yang diperlukan untuk analisis pH dan Oksigen sedikitnya sebanyak 300 ml serta tidak mengandung gelembung udara di dalamnya. Botol sampel kemudian ditutup rapat, disegel dan ditutup dengan alumunium foil agar terhindar dari cahaya matahari. Untuk pemeriksaan nitrat, nitrit dan amonium, harus diperiksa dengan segera atu dibekukan secepatnya karena senyawa ini memiliki ion yang labil. 20 ml sampel cukup untuk ketiga uji ini dan jangan mengisi botol sampel secara penuh.
Sampel air juga digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi dan kelimpahan mikroalga. Sedikitnya diperlukan air sebanyak 200 ml untuk analisis mikrobiologi. Sampel disimpan dalam suhu 4 0C dan diperikasa dalam kurun waktu 24 jam. Botol sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi harus memiliki tutup yang rapat untuk menghindari kontaminasi dan tahan terhadap proses sterilisasi.
Sampel untuk analisis kelimpahan alga dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengambilan sampel harus mewakili berbagai tingkat kedalaman perairan. Sedikitnya diperlukan sampel sabanyak 1L air untuk analisis alga secara kunantitatif. Lakukan analisis secepatnya selama organisme masih hidup. Apabila tidak dapat melakukan pemeriksaan secepatnya, lakukan pengawetan/preservasi sampel menggunakan 3% phosphat buffered glutaraldehyde, 2% formalin atau larutan lugol (100g KI, 1000 ml aquadest, 50 g kristal iodine dan 100 ml asam asetat glacial).


Persiapan,pengambilan dan penyimpanan sampel air berbeda tergantung pada jenis analisis yang diperlukanBotol sampel yang digunakan untuk pengambilan sampel air biasanya berbahan polyethylene. Terdapat 4 tipe persiapan sebelum melakukan pengambilan sampel air: 1. Pencucian dan pembilasan botol sampel dengan air yang akan diambil sampelnya. Hal ini berfungsi untuk meminimalisir kontaminasi sampel dari dalam kontainer. Perlakuan ini dilakukan untuk analisis TDS (Total Dissolved Solid), TSS (Total Suspended Solid), DO (Dissolved Oksigen), Biological oxygen Demand (BOD) dan pemeriksaan alga. 2. Pencucian menggunakan cairan yang bersifat asam untuk analisis logam berat pada sampel. 3. Pencucian menggunakan larutan organik misalnya hexane untuk analisis hydrocarbon dan residu pestisida. 4. Sterilisasi botol sampel untuk analisis mikrobiologi. Untuk analisis mikrobiologi, pestisida dan logam berat, jangan melakukan pencucian botol sampel dengan air yang akan diambil sampelnya.
Untuk melakukan pengambilan sampel air, diusahakan jangan terdapat gelumbung udara pada sampelLidungi sampel dari cahaya untuk analisis oksigen, BOD dan pestisida dengan menggunakan botol berwarna gelap atau menutupnya menggunakan aluminium foil. Sampel untuk analisis logam berat perlu ditambahkan asam nitrit (HNO3) atau HCl sebanyak 1ml per 500 ml sampel.
Sejarah kejadian penyakit harus juga dikirimkan bersama dengan pengiriman sampel. Sejarah ini mencakup dapat ditulis dalam form pengiriman sampel dan mencakup beberapa hal antara lain: 1. Data Pengirim dan pemilik sampel disertai alamatnya. 2. Data populasi produk budidaya meliputi jumlah, jenis spesies, umur, ukuran asal dan lama pemeliharaan. 3.Data kejadian penyakit meliputi mortalitas, morbiditas, gejala klinis yang timbul, waktu kejadian penyakit dan pengobatan yang telah dilakukan. 4. Tipe tempat pemeliharaan apakah dalam bentuk bak atau tambak, penggunaan filter atau alat untuk treatmen air serta pengelolaan kualitas air lainnya. 5. Data lingkungan meliputi pH, DO, salinitas aliran air, kelimpahan alga serta cuaca. 6. Data manajemen pemeliharaan meliputi kemungkinan adanya faktor penyebab stres, grading, pemberian vaksin dan manajemen pemberian pakan. 7.Data sampel yang dikirimkan, permintaan jenis analisis dan waktu Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang telah melakukan pelatihan pengambilan sampel. Untuk petani, sebaiknya sampel biota atau produk budidaya dikirimkan dalam keadaan hidup agar mempermudah analisis sampel.

0 komentar:

Posting Komentar

Top a 7 day's

Pengikut

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Pengunjung

traffic

Waktu