Teknik Pengambilan Sampel Untuk Analisis WSSV (White Spot Syndrome Virus) Menggunakan Uji Polymerase Chain Reaction (PCR)

Teknik Pengambilan Sampel Untuk Analisis WSSV (White Spot Syndrome Virus)
Menggunakan Uji Polymerase Chain Reaction (PCR)
Oleh : Bahtiar Syah Putra, S.Kh, Syafrizal, S,Pi

Kejadian infeksi WSSV pada budidaya udang merupakan permasalahan yang kompleks sehingga dapat mengakibatkan kerugian yang sangat signifikan. Penyakit ini menyebabkan angka kematian yang tinggi pada hampir seluruh setadium pemeliharaan baik di hatchery maupun pada usaha pembesaran. Salah satu metode untuk mendiagnosis kejadian infeksi WSSV pada udang adalah dengan menggunakan uji PCR (Polymerase Chain Reaction).
PCR adalah suatu tehnik untuk menguji adanya infeksi virus pada ikan dan udang melalui reaksi berantai suatu primer dari sequen DNA dengan bantuan enzyme polymerase sehingga terjadi amplifikasi DNA target secara invitro. Selain digunakan sebagai alat diagnosis kejadian penyakit, PCR juga digunakan sebagai screening test untuk memproduksi benih bebas WSSV sehingga dapat mengurangi resiko kejadian penyakit selama masa pemeliharaan.
Teknik Pengambilan Sampel dilakukan dalam beberapa tahapan antara lain persiapan alat dan bahan sampling, sterilisasi alat sampling, pelabelan, pengambilan dan pengawetan sampel serta packing sampel.

Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum melakukan sampling, sebaiknya dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan seperti gunting, pinset, bunsen, desinfektan (alkohol 70%, pemutih, klorin), mikrotube/botol sampel, sarung tangan,pensil/spidol marker, label, korek api, seser, ethanol 96%, dan spirtus. Setelah peralatan siap, lakukan sterilisasi alat terlebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan sampel.


Pelabelan

Sterilisasi Alat


Jenis Sampel yang dapat digunakan untuk pengujian PCR antara lain:
1. Larva, PL dan Benur
Sampel benur idealnya diambil dari setiap bak pemeliharaan dengan sampling 4 titik sebanyak 150 ekor ditempatkan dalam wadah terpisah dan diberi label.




Benur
2. Udang di Tambak
Dipilih udang yang menunjukkan gejala tidak normal. Untuk deteksi terinfeksi virus atau tidak diperlukan sampel minimal 10 ekor





Udang di tambak
3. Induk Udang
Semua induk atau calon induk yang dicurigai sebagai pembawa virus. Pemeriksaan dilakukan dengan pengambilan darah (haemolimph) atau kaki renangnya sehingga induk tidak dimatikan. Induk yang diambil sebagai sampel sebaiknya adalah induk yang telah bertelur, kemudian induk tersebut di dinginkan dengan cara di masukkan kedalam batu es.




Teknik Pengambilan dan Pengawetan (preservasi) Sampel
1. Sampel berupa benur dan gelondongan untuk analisa wssv dapat dikirim dengan keadaan hidup atau langsung diawetkan ke dalam alkohol 70%.

Pengambilan Sampel


Pengawetan sampel dengan ethanol 96%


Pengambilan kaki renang induk

2.Udang besar dan induk cukup diambil kaki renangnya dimasukan kedalam alkohol 100%atau 70%. Atau diambil kepalanya lalu disuntik dengan alkohol kemudian direndam dalam alkohol.
3. Udang besar atau induk langsung disimpan dalam frezer.
Setelah dilakukan pengambilan sampel, lakukan pengiriman sampel secepatnya serta hindarkan sampel dari sinar matahari.

Teknik Pengiriman Sampel
1. Pengiriman Hidup
Pengiriman dapat dilakukan seperti pengiriman bebih atau ikan hidup lainya, dengan cara dimasukan dalam kantong plastik kemudian diberi oksigen secukupnya
2. Pengiriman Beku
Pengiriman dilakukan dengan cara sampel udang dimasukan dalam kantong plastik berisi air dan diberi pecahan es batu. Waktu pengiriman harus kurang dari 12 jam.




Pengiriman Beku

3. Pengiriman dalam Alkohol 70%
Benur maupun udang besar dapat dipotong dan dimasukan dalam botol yang berisi alkohol 70%.



Udang dalam larutan fiksatif

Untuk deteksi penyakit dengan teknik PCR, hasilnya dapat diperoleh dalam waktu 5 - 7 jam.

0 komentar:

Posting Komentar

Top a 7 day's

Pengikut

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Pengunjung

traffic

Waktu