Transferansi Virus

TRANSFERANSI VIRUS
oleh Irvan Firmansyah,Bahtiar Syah Putra, Syafrizal, Fitriana, Hendro Sulistiono, Eva Rianti, Indah Wahyunigsih, Dr. Richard Callinan, Dr. Jhon Humphrey, Dr Murwantoko

PENDAHULUAN
Pembudidaya ikan kerapu di Aceh kembali mendapatkan cobaan berat. Belum lagi pulih dengan sempurna dari cobaan besar yang telah meluluh lantakkan semua dan prasarana untuk budidaya ikan kerapu. Berdasarkan Informasi yang diperoleh dari Aceh Aquaculture Communication Center (AACC) yang berkedudukan di BBAP Ujungbatee, terdapat kematian massal benih ikan kerapu di desa Sangso Kecamatan Samalanga yang menyerang petani petambak pendederan usaha kerapu. Berdasarkan informasi tersebut tim Laboratorium Management Kesehatan Ikan bersama dengan Dr. Richard Callinan, Dr Jhon Humphrey, dan Dr Murwantoko menuju ke Desa Sangso Kecamatan Samalanga

METODE
Dalam memeriksa suatu kejadian penyakit yang terjadi di Desa Sangso, Tim Laboratorium melakukan observasi terhadap kondisi lingkungan budidaya pendederan kerapu, mengambil sampel ikan kerapu untuk dilakukan diagnosa, wawancara terhadap petambak ikan kerapu. Observasi lingkungan meliputi dari tata letak tambak, ketersedian air, inlet outlet, pengukuran parameter kualitas air yang meliputi pengukuran pH, DO, Suhu, Nitrat, Amoniak, Nitrit,

Diagnosa ikan kerapu meliputi tiga tahapan yaitu tahap pertama gross patology yang merupakan pemeriksaan secara makroskopik, dan mencatat semua perubahan serta gejala klinis yang ada di lanjutkan ke tahap kedua yang di sebut dengan sub gross patology, pengamatan sampel dengan bantuan disecting mikroskop untuk melihat perubahan pada organ ikan sampel. Tahap ketiga di sebut dengan secara mikroskopik untuk melihat organ sampel. Serta uji PCR untuk menendeksi virus maupun pembuatan preparat histologi
Wawancara dengan petambak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui asal benih kerapu, cara budidaya dan gejala awal dari serangan penyakit. Dari hasil wawancara di ketahui benih berasal dari toke besar di daerah Sumatera Utara, dan di dapatkan benih tidak bersertifikat bebas virus atau penyakit berjenis kerapu macan (Epinephelus fuscogutattus), serta dari benih alam berjenis kerapu lumpur (Epinephelus tauvina). Pada umumnya benih kerapu yang ada di desa Sangso di dapat dari Jawa dan Bali dan sering tidak disertai dengan surat keterangan bebas virus.

Hasil
Dari hasil pengamatan secara visual atau makroskopik banyak benih ikan kerapu yang berenang tapi arah dan berputar dari hasil mikroskopik banyak ikan kerapu terserang oleh jenis-jenis parasit seperti monogenenia, kopopeda, tricodina. Dari pengamatan PCR ikan kerapu macan dan kerapu lumpur positif terkena VNN (Viral Necrosis Nerveus) dan setelah di kompare dengan pengamatan histologi pada target organ VNN positif terkena VNN dengan banyak vakuola yang mengelilingi organ mata khususnya pada retinaPembahasan
Viral Necrosis Nerveus (VNN) disebabkan oleh family Nodaviridiae, virus ini akan merusak organ targetnya yaitu otak dan mata, seperti yang didapatkan pada pemeriksaan histopatologi sehingga dikenal dengan nama lain yaitu virus encephalopathy dan retinopathy (VER). Viral Necrosis Nerveus (VNN) telah menyebar di Jepang, Korea, China, Negara-negara Asia Tenggara, Australia Utara, Austria, Iran, Israel, Yunani, Perancis, Norwegia, Kanada, dan Amerika. Penyakit ini sangat ganas sehingga cepat menyebar di berbagai negara.
VNN dapat menyebabkan kematian massal pada ikan kerapu dengan waktu yang relatif singkat, sebagian besar jenis ikan yang terserang oleh VNN di Asia, ikan kerapu (Epinephlus spp), ikan kakap (Lates spp), di Asia dan Australia. Bahkan di kabar VNN dapat menyerang pada ikan belanak (Mugill spp)

Gejala Klinis
Gejala klinis umum VNN pada beberapa jenis ikan antara lain : perilaku ikan terserang berenang tak menentu, dan ikan mengapung dengan perut diatas disebabkan oleh pembengkakan gelembung renang, warna tubuh terlihat lebih gelap dan selera makang berkurang. Kematian kumulatif mencapai 34% hingga 56% selama 10 minggu. Ikan yang terkena VNN biasanya memperlihatkan gangguan saraf yang berhubungan dengan vacuolisasi (kerusakan) kuat sistem saraf pusat dan retina

Tanda Klinis
  • hilangnya selera makan
  • kelesuan
  • perilaku renang abnormal (gerakan memutar dan menabrak kasar)
  • Pembesaran gelembung renang pada beberapa jenis ikan dan perwarnaan
Kemungkinan terjadinya VNN
Terjadinya VNN yang menyerang ikan kerapu di Desa Sangso Kecamatan Samalanga, khususnya pada ikan kerapu macan dapat di mungkinkan dari asal benih ikan kerapu. Serangan virus dapat terjadi pada induk ikan kerapu macan dan menerunkan sifat virus melalui telur yang di hasilkan dan menjadi reaktif ada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan virus. Dan di perkuat dengan tidak adanya surat keterangan bebas virus pada benih yang dibeli.
Sedangkan pada kerapu lumpur yang berasal dari alam merupakan hal yang mengejutkan karena benih merupakan hasil tangkapan dari alam, sangat jarang terjadi benih dari alam terserang oleh virus. Tetapi kemungkinan terjadinya cukup besar di karena dari hasil wawancara dengan pemilik ikan kerapu, kebiasan petambak selalu membuang ikan-ikan yang mati ke saluran, dan apabila ikan yang mati tersebut mengadung virus dan dimakan oleh ikan-ikan kecil atau calon induk kerapu tidak mustahil akan terjadi transferansi atau perpindahan virus.

Transferansi Virus
Perpindahan virus atau transferansi virus dapat terjadi secara vertical, dapat menyebar melalui larva dari VNN hasil pemijahan dari Induk yang terjangkit VNN positif. Virus VNN dapat menjangkiti telur dari hasil pemijahan induk-induk ikan kerapu yang positif VNN. Penyebaran ini dapat dikatakan dengan penyebaran secara lansung.
Perpindahan virus melalui jejaring rantai makanan dari satu spesies ikan atau yang di sebut inter spesies atau berbeda spesies disebut dengan intra spesies. Host atau perantara VNN dapat tumbuh di artemia, copepoda, dan ikan rucah sebagai pakan hidup. Prilaku karnivora pada ikan kerapu dapat mempercepat proses transferansi virus ini.

Kolerasi Tanferansi Virus dengan Aceh
Jika ikan kerapu lumpur yang didapat dari alam juga mengalami terjangkit virus VNN, dapat dikatakan bahwa virus VNN sudah menjangkit pada induk-induk kerapu alam di Aceh, yang notabenenya induk-induk kerapu alam merupakan sumber plasma nutfah yang tidak ternilai harganya. Apabila hal ini terjadi maka akan melumpuhkan sektor perikanan khususnya kerapu di Aceh, dan kemungkinan juga akan terjadi terhadap komoditas-komoditas perikanan lainnya seperti kakap, bandeng, dan lainnya.

Rekomendasi
Pengobatan pada ikan kerapu terserang VNN sampai saat ini belum dapat dilakukan, tidak ada jenis antibotik ataupun kemotrapi lainnya yang dapat mengobati penyakit yang disebakan oleh viral. Namun perhatian lebih di tekan kepada pencegahan antara lain : memperhatikan sumber benih yang di akan di digunakan, di perlukannya pengecekan secara laboratoris terhadap induk dan benih yang di hasilkan. Setiap benih yang akan di jual harus di lampirkan dengan sertifikat atau surat keterangan bebas virus yang dikeluarkan oleh laboratorium kesehatan ikan.
Apabila terjadi serangan VNN dan mengalami kematian, pindahan ikan-ikan yang terserang dari ikan-ikan yang sehat, dan ikan yang mati di pindahkan serta kubur jangan di biarkan atau di buang ke saluran.
Perlunya kerjasa semua pihak yang terkait dalam sektor perikanan, petani, pemerintah dalam hal ini Dinas terkait serta pelaku ekonomi untuk satu visi dalam mencegah serangan dan penyebaran virus VNN ini







Top a 7 day's

Pengikut

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Pengunjung

traffic

Waktu