Trisipan merupakan hama utama yang sangat mempengaruhi kesuburan tambak dan pertumbuhan klekap. Hewan ini adalah organisme asli (native) yang secara alami hidup dan berkembang biak di daerah rawa-rawa bakau di tepi pantai. Karena habitat alaminya sangat menunjang kehidupan trisipan maka hewan ini sulit sekali diberantas.
Trisipan, ikan-ikan liar, dan udang-udang liar tidak hanya merusak dasar tambak dan menghambat pertumbuhan klekap, tetapi juga turut mengkonsumsi oksigen dalam air tambak sehingga dapat mengganggu kehidupan komoditas budidaya secara langsung serta pembawa penyakit tertentu. Pada era tahun 80-an trisipan, ikan-ikan liar, dan udang liar diberantas dengan menggunakan triphenyltin (TPT) moluscide (anti hama moluska) dan Brestan. Tapi karena kedua jenis bahan kimia tersebut berbahaya bagi manusia dan dapat merusak kesuburan tanah tambak, maka penggunaannya pun dilarang, sehingga perlu mencari alternatif pengganti yang aman.
Nikotin Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin. Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan
Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH tersebut, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melewati membran sel. Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok.
Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural di tanaman tembakau. Nikotin juga didapati pada tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceae seperti tomat, kentang, terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau. Zat alkaloid telah diketahui memiliki sifat farmakologi, seperti efek stimulan dari kafein yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
Alkaloid nikotin mengalami proses metabolisme, yaitu suatu proses dimana nikotin mengalami perubahan struktur karena adanya senyawa–senyawa kimia di sekitarnya.
Metabolisme oksidatif pada nikotin dengan pembuatan mirkosomal hati kelinci dengan adanya ion sianida ditunjukkan dengan adanya isomer kedua senyawa siano nikotin. Pembentukan struktur N-(sianometil) nornikotin didapatkan dari penyerangan nukleofilik oleh ion sianida pada senyawa antara jenis metil iminium. Senyawa ini dibentuk dengan ionisasi jenis N hidroksimetil nornikotin. Senyawa antara karbinolamin yang sama terlihat pada N-demetilasi dari nikotin menjadi nornikotin (Wolff, 1994).
Efek nikotin tembakau yang dipakai dengan cara menghisap, menguyah atau menghirup tembakau dengan sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, sebagian menghilangkan perasaan cita rasa dan penciuman serta membuat paru-paru menjadi nyeri. Penggunaan tembakau dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru–paru, jantung, dan pembuluh darah .
Nikotin sebagai Insektisida Nikotin merupakan alkaloid yang dapat digunakan sebagai insektisida.
Insektisida
Insektisida adalah obat pemberantas serangga. Menurut bahannya digolongkan menjadi insektisida organik dan insektisida anorganik. Contoh insektisida organik adalah rotenon yang didapati dalam derris, sedangkan insektisida anorganik misalnya arsenat. Berdasarkan efektivitasnya mekanisme pembunuhan serangga digolongkan atas insektisida yang meracuni perut, kontak dengan badan serangga, dan residunya kontak dengan badan serangga atau merusak pernafasannya. Berdasarkan bentuknya, insektisida digolongkan menjadi insektisida cairan dan insektisida tepung (powder). Insektisida sistemik adalah insektisida yang masuk ke dalam seluruh bagian tanaman melalui jaringan dalam tanaman (Sadjad, 1993).
Nikotin sebagai insektisida Nikotin pertama kali digunakan sebagai insektisida pada tahun 1763, dan alkaloid murninya diisolasi tahun 1828 oleh Posset dan Reimann, kemudian disintesis tahun 1904 oleh Piclet dan Rotschy. Alkaloid nikotin, nikotin sulfat dan senyawa nikotin lainnya digunakan sebagai racun kontak, fumigasi, dan racun perut. Insektisida ini diperdagangkan sebagai Black Leaf 40R mengandung 40 % nikotin, untuk mengendalikan serangga yang lunak tubuhnya (Baehaki, 1993).
Nikotin didapatkan dari Nicotiana tabaccum dengan kadar 2 – 5 % dan Nicotiana rustica dengan kadar 5 – 14 %. Nikotin diekstrak dengan alkali dan didistilasi uap air menggunakan benzene, trikloro etilen, atau eter. Nikotin pada umumnya terdiri atas 97 % alkaloid dari tembakau (Baehaki, 1993)a).
Metode
Nikotin di esktak dari tembakau yang telah dikeringkan. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan etanol serta di uapkan. Hasil ekstraksi diencerkan menjadi 1ppt, 2 ppt, 3 ppt, 4ppt, 5 ppt. Dosis yang berbeda di uji kan kedalam aquarium yang berisi trisipan, ikan-ikan liar dan udang-udang kondisi aquarium seperti tambak sebenarnya dengan volume air sebanyak 8 liter
Hasil
Dari hasil uji yang di lakukan, kematian pertama terjadi pada ikan-ikan liar dan di susul dengan udang-udang liar dan terakhir adalah trisipan, untuk memastikan trisipan yang telah mati dilakukan pembilasan dengan air laut selama 30 menit.
Effektivitas Nikotin Sebagai Insektisida Alami
Diposting oleh
Abi Rizal
Sabtu, 07 Agustus 2010
Label: bbap ujung batee , nikotin , rizal , tembakau , trisipan
0 komentar:
Posting Komentar