Keberhasilan Dalam Budidaya Udang Windu Di Tambak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan budidaya udang windu di tambak guna meningkatkan keberhasilan dalam budidaya, antara lain :Tanah
Tanah merupakan media pengurai dari sisa makan maupun sekresi dari komoditas budidaya dan media penumbuhan plankton yang akan di perlukan oleh komoditas budidaya. Kegiatan yang berhubungan dengan tanah:
Pengeringan:
Yang perlu di perhatikan:
· Penjemuran gas-gas metabolit menjadi menguap, serta pengatusan
Tolak ukur:
· Kadar air menjadi kurang dari 20%
· Kadar air pengatusan 20-50%
Pengupasan:
Yang perlu diperhatikan
· Dilakukan pada tambak yang sudah sering digunakan untuk budidaya secara intensif
· Dilakukan pada bahan yang dapat di bedakan dari warna, bau, dan tekstur
· Dilakukan pada lumpur yang pecah-pecah kecuali pada dasar tambak keras/pasir
· Bahan terkupas di pindahkan ke pengurusan tanah
Tolak ukur:
· Profil sedimen homogen, warna kecoklatan, dan tidak berbau
Pengolahan tanah
Yang perlu diperhatikan:
· Pembalikan tanah apabila sudah homogen untuk penyetaraan oksidasi
· Pengapuran bila pH tanah 6,0 dengan dosis yang sesuai
· Pemupukan menggunakan pupuk organik dengan dosis tergantung kesuburan tanah
· Utuk tanah sulfat masam diperlukan pencucian berulang-ulang dan dibagian pematang dilakukan pengapuran
Tolak ukur:
· Tanah menjadi gembur
· pH meningkat diatas 6
· bahan organik 5-10%
· potensi redok >-50%
· pertumbuhan fitoplankton stabil
· untuk tanah sulfat masam pH tanah dan air stabil, air tidak menjadi merah
Air
Air merupakan media hidup untuk komoditas budidaya perairan, yang didalamnya terdapat kandungan oksigen terlarut, makan dan sumber mineral di dalamnya yang dibutuhkan oleh komoditas budidaya. Adapun yang perlu diperhatikan antara lain:
Sumber Air
Yang perlu diperhatikan:
· Lokasi sumber air
· Waktu pengambilan air
Tolak ukur:
· Memenuhi kualitas dan kuantitas air
Air Pengendapan
Air yang berasal dari sumber air di berikan waktu tenggang sesuai dengan mutu dan jumlah air.
Yang perlu di perhatikan:
- Di perlukan design atau rancangan guna meningkatkan mutu sumber air
Tolak ukur pekerjaan:
- Kadar partikel air (TSS) turun hingga 60 ppm
- Jumlah air cukup untuk memasok kebutuhan budidaya
Sterilisasi Air
Sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau mencegah hama atau penyakit yang berada di air dan diyakini dapat mengganggu proses budidaya. Yang perlu diperhatikan:
· Menyaring air dengan kasa kelambu di mulut pipa air masuk.
· Kasa kelambu di jahit rangkap dan diberi kotak penyangga
· Air dimasukan ke kolam pengendapan dan disaring menggunakan plankton net/kasa sablon ukuran 160 mikron dengan diameter 50 cm senjang 3-4 meter.
· Apabila menggunakan bahan kristida netral seperti Trichlorfon (divpon) 1 ppm, dipterex 2 ppm dan saprovon 2 ppm diperlukan waktu 5-7 hari untuk menetralkan air.
· Menggunakan bahan kalsium hyphochlorite (kaporit) 15-30 ppm. Diperlukan waktu 1-3 untuk menetralkan.
Tolak ukur:
· Bau khas disenfektan menghilang
· Populasi bakteri dan molluska menurun
· Virion negeatif
Pengapuran air awal
Yang perlu diperhatikan:
· Pemberian jenis kapur Ca (CO3)2 dengan dosis yang sesuai pH dan alkalinitas air Tolak ukur:
· Alkalinitas air dengan nilai kisaran 100-150 ppm diawal penebaran
· Kisaran pH harian berkisar 7,5 – 8,3
· Fluktuasi pH harian kurang dari 0,5
Pengisian air
Pengisian air harus melalui petak tandon dengan tujuan untuk mengurangi resiko masuknya hana, penyakit maupun virus ke area budidaya. Petak tandon adalah kolam/tambak yang terdiri dari sekat-sekat yang terbuat dari dinding bata, berfungsi sebagai tempat pengendapan air.
Petak tandon dapat terdiri dari rumput laut, ikan herbivora, dan ikan karnivora.
Penggantian Air
Penggantian air dilakukan apabila terjadi penurunan parameter kualitas air tambak/kolam/bak.
Yang perlu diperhatikan:
· Secara visual dapat dilihat dari kejernihan(warna) air dan terdapat suspensi dari plankton yang mati.
· Adanya buih yang besar dengan ukuran lebih dari 2cm dan tidak pecah oleh kinci air dari jarak 6 m
· Kandungan bahan organik lebih dari 60 ppm dan BOD yang lebih dari 10 ppm Yang perlu dicermati:
· Perubahan salinitas air tidak lebih dari 3 ppt
· Pergantian air dapat dilakukan dengan membuang bagain dasar dan penyiponan
Tanda-tanda penurunan kualitas air
· Nafsu makan menurun jika pada anco> 20 % dari normal
· Populasi total bakteri> 106 CFU/ml
· Populasi total vibrio> 103 CFU/ml
· Ekor udang banyak yang merah
· Plakton banyak yang mati
Jumlah penggantian air jika dengan padat tebar 30 -50 ekor/m2
· Bulan 1: 5 – 10 % setiap 15 hari
· Bulan 2 : 5 – 10 % setiap 7 – 10 hari
· Bulan3 : 10–15%setiap7hari
· Bulan4: 15–30%setiap3–5hari
Kriteria dan kategori kualitas air tambak secara fisik dan kimia
Manajemen Kualitas Air
Suhu
Yang perlu diperhatikan:
· jika pada suhu 260C nafsu makan menurun
· kesecerahan juga mempengaruhi suhu
Salinitas
Yang perlu diperhatikan
· perubahan salinitas tidak lebih dari 3 ppt perhari untuk menghidari udang dari stres
pH air
yang perlu diperhatikan
· pH pada bagian dasar diukur pada jam 5 pagi dan sore pada jam 16.00
· pH optimal 7,8 – 8,2 dengan kisaran perubahan antara 0,2 – 0,5
· jika turun hingga 7,0 perlu dikapur dengan dolomit dengan dosis 3 –5 ppm
· bila pH mendekati 8,8 maka perlu ditambah dengan molase (tebu) dosis 3 ppm tiap 3 hari sekali
· fluktuasi mencapai 0,5 menandakan tambak kurang karbonat, karbonat dapat dilihat dengan uji alkalinitas.
· Jika fluktuasi kurang dari 0,2 atau sama dengan sore maka fotosintesa tidak berjalan sempurna
Alkalinitas
Yang perlu di perhatikan
· Nilai alkalinitas harus 90 – 150 ppm, jika kurang maka perlu dilakukan pengapuran
· Alkalinitas merupakan buffer penyangga pH di alam
Kecerahan
Yang perlu diperhatikan:
· Diukur dengan secchi disk, sebagai tolak ukur kepadatan partikel termasuk plankton di dalam air.
· Perbedaan kecerahan yang disebabkan plankton dengan dengan partikel terlarut adalah dengan mengamati air dialam botol. Kekeruhan partikel terlarut ditandai dengan adanya bahan terlarut apabila air didiamkan didalam botol sedangkan dari plankton tidak banyak perubahan
· Kecerahan diukur pada jam 09.00 wib kecerahan di pertahankan 30-40 cm
· Jika kecerahan 40 perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk anorganik TSP dan urea 1:1, dengan dosis 3 – 5 ppm
· Pemupukan susulan dilakukan setiap 5 –7 hari hingga plankton stabil.
· Kandungan posphot menentukan plaknton 0,25 ppm
Oksigen terlarut
Yang perlu diperhatikan:
· Oksigen minimal 4 ppm
· Penggunaan kincir air untuk suplai udara, oksidasi, membuat kotoran tersuspensi dan teroksidasi. Kincir juga mengatur arus air dan penumpukanlumpur maupun menghilangkan pelapisan air oleh suhu dan salinitas
Kincir Air
Yang perlu diperhatikan:
· Dipasang minimal pada bulan pertama pemiliharaan
· Sebuah tambak tidak memerlukan kincir jika produksi masih 500kg/ha dengan pertumbuhan normal
· Pada pertumbuhan 700kg/ha pertumbuhan lambat kincir tidak perlu dipasang
Kincir dan kejenuhan oksigen
Yang perlu diperhatikan:
· Kincir harus di hidupkan apabila kejenuhan oksigen hanya berkisar 50%
· Tingkat kejenuhan dihitung dengan mencocokan kelarutan oksigen (DO), temperatur, salinitas, dan temperatur dengan tabel kejenuhan dan dikalikan 100% = tingkat kejenuhan di air
Bahan organik
Yang perlu diperhatikan:
· Bahan organik diukur dengan Total Bahan Organik (TOM)
· Bahan organik di sebabkan oleh sisa bahan makanan, kotoran, dan kematian plankton dan tanaman air
· Kandungan bahan organik 60 ppm menandakan kualitas air menurun
· Bahan organik menjadi sumber yang dapat meracuni udang. Adanya proses reduksi
· Pengukuran dilakukan pada petak pembesaran dan tandon. Apbila bahan organik mencapai 50 ppm maka perlu dilakukan penggantian air
· Sumber C didapat dari bahan karbohidrat yang dapat diberikan 1-2 kali seminggu, dosis 10 ppm dari cruede protein
· Penurunan bahan organik ditandai dengan air tambak berwarna hijau
Lumpur dasar tambak
Yang perlu diperhatikan:
· Nilai redok potensial lumpur menunjukan kondisi tanah yang dapat dipergunakan untuk perkembangan fenomena reaksi kimia dan biologi dalam tambak
· Redok potensial negatif menunjukkan adanya reaksi negatif terjadi reaksi reduksi yang dapat menghasilkan reaksi senyawa kimia hidrogen sulfifa, amonoiak, nitrit.
· Pengukuran redoks tanah dapat diukur setiap 2 minggu sekali apbila redoks mencapai -100 mv dapat menghasilkan senyawa racun nitrit dan sulfida pada pH asam dan anmoniak pada pH basa.
Pembuangan air pada saat pemiliharaan dan panen
Yang perlu diperhatikan:
· Air yang dibuang harus melalui pipa central
· pH = 6,0–9,0
· TSS=
· TotalP=0,5
· Total anmoniak =
· BOD5hari=
· DOpagihari=>4
Manajemen fitplankton
Yang perlu diperhatikan:
· Komunitas mikroba yang berperan dalam mengatur kondisi kultur yang dinginkan. Memanfaatkan sisa nutrien, intesitas cahaya, temperatur dan menghasilkan oksigen.
· Keberadan fitoplaknton yang tidak terkontrol dengan baik merupakan titik awal dari permasalahan kualitas air
· Pada salinitas yang rendah jenis alga hija kebiruan lebih banyak muncul, hal ini tidak baik karnajenis ini tidak memberikan kontribusi
· Kematian plankton pada masa-masa awal produksi adalah karna kandungan CO2 dan kekurangan nutrien. Ditandai dengan munculnya busa. Kematian juga dapat terjadi karena adanya hujuan lebat
· Menjaga kondisi plakton stabil dengan menjaga kebutuhan nutrien dengan pupuk anorganik 3-5 ppm
· Penggantian air merupakakan kegiatan yang mudah dalam menjaga kepadatan plankton
Ciri-ciri plakton
Yang perlu diperhatikan:
· Warna hijau gelap (cincau) dominasi algae hijau jenis chlorella, platymonas, carteria, chlamidomonas, pada salinitas rendah euglena dan scenedesmus lebih dominan
· Warna hijau biru muda predominasi alga biru hijau dengan meningkatnya suhu rata-rata dan kelarutan bahan organik. Jenis 90% genus oscillatoria, phormidum, microcolus. Anabaena
· Warna hijau kuning algae flagellata kekuningan genus chlamidomonas, dunaliella, carteria. Plankton jenis ini dapat menghambat pertumbuhan udang bahkan menyebabkan kematian
· Warna colkat tua, plakton di dominasi oleh dinoflagellata, insang merah, insang hitam, dan insang bengkak. Dapat menimbulkan efek racun casilaxin PSP atau racun glenodine tosksik pada ikan dan kerang.
· Warna keruh keputihan, air yang dipenuhi oleh zooplankton, jenis yang sering di ketemukan cilliata, rotifer, copepoda, nauplius. Untuk mengatasi maka diperlukan penggantian air dengan Protam (1,5 pentandial 50 EC) dengan dosis 1 ppm
· Warna coklat kekuningan, diatom yang didonimasi oleh genus chetoceros, nitzchia, euglena.
0 komentar:
Posting Komentar