Efektifitas Biologi Cabinet Skala Rumah Tangga dalam
Mengurangi Tingkat Kontaminasi Analisa Mikrobiologi Lapangan
Oleh : Syafrizal1, Evariaty2, Zulkanain3
Kegiatan monitoring lapangan tentang kesehatan ikan selalu melakukan pengambilan dan penganalisaan uji mikrobiologi. Ruang terbuka dalam kegiatan monitoring dapat menyebabkan kontaminan dalam melakukan penganalisaan mikrobiologi. Jarak yang cukup jauh dari Laboratorium Management Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Ujung Batee kurang baik untuk melakukan penganalisaan.
Perekayasaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas hasil rancangan bangun berupa Biologi Cabinet. Metode yang digunakan adalah melakukan inokulasi bakteri dengan menggunakan biologi cabinet sederhana. Dari hasil pengujian biologi cabinet sederhana ini mampu terdapat perbedaan nyata antara total bakteri antara inokulasi langsung dengan menggunakan biologi cabinet serta inokulasi sampel yang di awetkan.
Kata Kunci : biologi kabinet, total bakteri, mikrobiologi
*1Syafrizal : Staff Perekayasa di Laboratorium Manajemen Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Ujung Batee
*2Evariaty : Staff Perekayasa di Laboratorium Manajemen Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Ujung Batee
*3Zulkainain : Staff Pengawasan Benih Ikan di Laboratorium Manajemen Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Ujung Bateedipresentasi pada Indonesia Aquaculture 2010 di Lampung
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laboratorium Kesehatan Hewan Akuatik Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee mempunyai fungsi dan tugas sebagai Laboratorium perumus dan pemecahan permasalahan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi perikanan baik secara internal dan eksternal.
Fungsi, peran dan tanggung jawab secara internal meliputi pengawasan dan perekayasaan yang berguna untuk menunjang peningkatan produksi hatchery, tambak BBAP Ujung Batee, sedangan secara eksternal menunjang kapasitas produksi masyarakat di provinsi Aceh.
Kegiatan monitoring lapangan merupakan salah satu peran laboratorium dalam meningkatkan produksi perikanan di masyarakat. Kegiatan monitoring seperti pengawasan kejadian penyakit di pertambakan milik masyarakat.
Kegiatan monitoring lapangan tentang kesehatan ikan selalu melakukan pengambilan dan penganalisaan uji mikrobiologi. Ada beberapa kendala dalam melakukan ananisa mikrobiologi Ruang terbuka dan jarak yang cukup jauh antara daerah monitoring dan laboratorium.
Untuk itu Laboratorium Kesehatan Hewan Akuatik mencoba untuk membuat sebuah rancang bangun guna memecahkan permasalahan yang ada. Alat Biologi Cabinet merupakan instrument yang lazim digunakan untuk analisa mikrobiologi. Alat biologi cabinet
Saat ini penggunaan biologi cabinet hanya lazim digunakan di dalam laboratorium sehingga perlu untuk dicoba membuat alat sederhana yang berfungsi sebagai biologi cabinet sehingga dapat membantu dalam analisa mikrobiologi di lapangan.
1.2. Tujuan
Mengetahui efektivitas biologi cabinet sederhana dalam aplikasi analisa mikrobiologi
1.3. Sasaran
Menghasilkan alternatif sistim biologi cabinet dalam aplikasi analisa mikrobiologi
1.4. Dampak
Menghasilkan biologi cabinet sederhana, ekonomis tanpa menghilangkan fungsinya
II. Bahan dan Metode
2.1. Waktu dan Tempat
Waktu perekayasaan dilakukan pada bulan Mei – Juni 2010, bertempat di Laboratorium Kesehatan Hewan Akuatik Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee serta Ds Ladong Aceh Kab. Aceh Besar.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat biologi cabinet sederhana adalah alkelirik, lem silicon dan lampu. Alat-alat yang digunakan berupa gerinda, karter, dan bor.
2.3. Prosedur Kerja
2.3.1. Pembuatan Alat Biologi Cabinet
Pembuatan alat biologi cabinet menggunakan papan alkerilik dengan ketebalan 5 mm, alkerilik dipotong untuk dijadikan sebuah balok berukuran 80 cm x 80 cm x 40 cm. Pada bagian depan di buat celah untuk pengoperasian. Cabinet dibagi menjadi dua ruangan, ruangan pertama berfungsi untuk melakukan penganalisaan mikrobiologi, dan ruang kedua merupakan tempat meletakan lampu dan exhaus.
Lampu berfungsi untuk memberikan pencahayaan saat melakukan penganalisaan dan exhaust berfungsi untuk menyedot udara yang masuk dari celah bagian depan kabinet agar cabinet menjadi steril.
2.3.2. Persiapan Pengujian
Persiapan pengujian dengan cara melakukan analisa mikrobiologi di lapangan dengan menggunakan biologi cabinet sederhana dan melakukan analisa mikrobiologi di tempat terbuka serta melakukan anlisa mikrobiologi dengan menggunakan sampel yang telah diawetkan.
2.3.3. Pengujian dan Pengambilan Contoh
Pengujian dan pengambilan contoh ikan uji dilakukan di tambak pencontohan BBAP Ujung Batee di Kabupaten Aceh Besar, Desa Ladong. Ikan uji yang digunakan merupakan ikan uji yang sama pada tiap pengujian.
2.3.4. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan secara kualitatif
III. Hasil dan Pembahasan
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sebuah biologi cabinet komersil adalah menjamin ruangan penganalisaan menjadi steril dengan cara mengelola udara di dalam cabinet menjadi steril dan bebas dari komtaminan. Pada umumnya biologi cabinet terdiri dari HEPA Filter, Blower /sistim exhaust dan Lampu UV.
Biologi cabinet komersil berukuran besar, dibentuk dengan bahan metal dan kaca berukuran tebal, sehingga menyulitkan dalam pengoperasiannya di lapangan. Secara keamanan dalam berkeja biologi kabinet komersil di bagi menjadi Class I Cabinets, Class II Cabinets, Class III Cabinets, dan Class IV Cabinets.
Prinsip kerja dari biologi cabinet sederhana hasil rancang bangun mengadopsi prinsip kerja dari biologi cabinet komersil. Hepa Filter dan Exhaust pada biologi cabinet komersil berfungsi untuk menjamin udara yang ada di didalam biologi kabinet menjadi steril dengan cara mengsirkulasi
Exhaust pada biologi cabinet sederhana berfungsi untuk menarik keluar udara yang masuk dari luar, sedangkan peran Filter digantikan dengan melakukan pembasuhkan formalin ke seluruh bagian dalam dari cabinet sederhana, pembasuhkan dilakukan untuk sterilisasi ruangan.
Total Bakteri
Dalam kegiatan ini dilakukan penanaman sampel bakteri dari dua contoh uji ikan dan air. Dua contoh uji diberlakukan isolasi bakteri dengan menggunakan waktu penyimpanan berbeda antara 6 jam, 18 jam, 24 jam dan hasil dibandingkan dengan penanaman secara langsung baik menggunakan biologi cabinet sederhana serta di lakukan isolasi di luar ruangan.
bakteri di isolasi dengan menggunakan media PCA, TCBS, dan NA, total bakteri menentukan kejadian suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri. PCA merupakan media agar yang memiliki fungsi dan tujuan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat pada contoh uji. TCBS dan NA merupakan media selektif bertujuan untuk mengetahui bakteri yang biasa menyerang pada komoditas air payau.
Dari hasil pengamatan terdapat kenaikan jumlah bakteri baik di tanam pada media PCA, TCBS, dan NA pada sampel ikan, pada penyimpanan selama 24 jam total bakteri melebih ambang batas dan tidak dapat di perhitungkan to numerous to count.
Sedangkan hasil pengamatan pada sampel air yang didinginkan terdapat penurun jumlah bakteri dari setiap sampel yang di inokulasi pada media PCA agar, TCBS agar dan NA agar bila di bandingkan dengan inokulasi bakteri dengan menggunakan biologi kabinet dan inokulasi di outdoor.
Pada sampel ikan kenaikan bakteri dipengaruhi oleh adanya kandungan protein sebagai sumber pertumbuhan bakteri, walaupun sampel ikan di simpan pada suhu rendah 5 celsius.
Pada sampel air terjadi penurunan bakteri bila dibandingkan dengan inokulasi didalam biologi cabinet dan outdoor. Hal ini dimungkinkan disebabkan pengaruhi suhu rendah 5 celsius menghambat pertumbuhan bakteri.
Kesimpulan
Biologi cabinet sederhana dapat mencegah kontaminasi dalam inokulasi bakteri saat penganalisaan mikrobiologi monitoring di lapangan, sehingga mempercepat pengambilan keputusan saat terjadi serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Kedepan dengan adanya biologi cabinet sederhana dapat mengubah sebuah standar operasional prosedur (SOP) dari penanaman bakteri saat monitoring di lapangan.
0 komentar:
Posting Komentar